Jumat, 16 Januari 2009

Toleransi Beragama

Rosadi Jamani
Istilah toleransi memang tenar di zaman Orde Baru. Dengan doktrin Pancasila, toleransi beragama benar-benar digalakkan. Walaupun sekarang istilah itu jarang dimunculkan, namun secara substansial, toleransi masih kita rasakan saat ini.
Sebagai bukti, ketika umat Kristiani merayakan Natal (kemarin, 25 Desember), umat lain mengunjungi umat Kristiani. Mereka mengucapkan selamat natal dan tahun baru. Kunjungan umat lain ini sebagai bentuk penghormatan bagi seluruh umat Kristiani. Ini juga sebagai bukti nyata bahwa toleransi beragama masih tinggi di daerah ini. Tidak hanya momen Natal, momen seperti Idulfitri, Imlek atau perayaan agama lain akan terlihat budaya saling kunjung mengunjungi. Hormat menghormati antarpemeluk agama ini begitu sangat kental. Tidak ada sungkan, tidak enak ketika kita mengunjungi umat yang sedang merayakan agamanya. Kondisi ini sangat positif dan patut untuk selalu ditingkatkan.
Cuma, kita tidak bisa menafikan bahwa ada orang lain yang sangat exclusive. Mengaku agamanya yang paling benar. Karena exclusive itu membuatnya ogah untuk mengunjungi saudaranya beragama lain. Karena exclusive, dia membuat tembok pemisah dengan pengikut ajaran lain. Orang-orang seperti ini ada di sekitar kita, dan biasanya selalu menyebarkan kebencian, kecurigaan dan semangat permusuhan. Kita patut waspada terhadap orang-orang seperti ini. Sebab, itu merupakan ancaman terhadap toleransi beragama di daerah yang kita cintai ini.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar